TUGAS TERSTRUKTUR
KOMUNIKASI AGRIBISNIS
Oleh :
Nama : Irfan Fahrizza
Kelas/NIM :
F/135040100111082
Dosen
: Prof.Dr.Ir.Sugiyanto, MS.
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
A.
Pendahuluan
Dalam penyembuhan penyakit, terdapat beberapa jenis upaya
yang dapat ditempuh, yaitu dengan cara medis dan cara tradisional yang
masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Pengobatan medis
dilakukan dengan menggunakan obat-obatan kimia atau sintetis yang mampu bekerja
secara cepat dan langsung dapat menghilangkan penyakit, namun seringkali
disertai dengan adanya efek samping (side
effect) terutama apabila penggunaan dalam jangka waktu yang cukup
panjang.Sementara pengobatan tradisional dengan menggunakan jamu atau ramuan
dengan menggunakan tanaman-tanaman herbal dengan racikan sederhana dan sering
kali belum diuji secara klinis di laboratorium, hanya berdasarkan pengalaman
dan turun temurun dari resep nenek moyang. Sasaran dari pengobatan secara
tradiosional ini juga lebih mengarah kepada meningkatkan stamina tubuh dan
mengaktifkan system antibody atau system kekebalan tubuh dari penderita.
Sehingga, tubuh akan mengatasi penyakit tersebut dengan sendirinya. Tidak
seperti pengobatan secara medis, pengobatan secara tradisional menggunakan
dosis yang relatif kecil sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
proses penyembuhannya, namun pada ujungnya tanpa efek samping.
Seiring dengan adanya kecenderungan sikap masyarakat
mengenai back to nature (kembali ke
alam) yang mengisyaratkan bahwa pentingnya peranan tanaman obat-obatan bagi
kesehatan kita, di samping obat-obatan sintetis. Bahkan tidak
sedikit dokter yang selama ini memberikan resep racikan obat berbahan dasar
kimia kepada pasiennya turut menganjurkan tanaman obat untuk menyembuhkan
penyakit. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan dalam penyembuhan
penyakit tersebut adalah faktor ekonomi, karena harganya yang relatif
terjangkau oleh kalangan menengah kebawah. Selain itu dengan mengkonsumsi makanan alami badan
akan lebih sehat dibandingkan dengan mengkonsumsi makanan cepat saji yang
sekarang banyak beredar. Untuk mengkonsumsi makanan alami, memang agak repot
sedikit untuk mengolahnya,
tetapi karena tuntutan zaman yang serba praktis dan cepat, maka orang
menjadi lupa pada peninggalan nenek moyang tersebut.
Sebagai sebuah negara yang beriklim
tropis, alam Indonesia banyak ditumbuhi beraneka ragam tumbuhan, salah satunya
adalah tanaman mengkudu. Beberapa tahun terakhir, tanaman mengkudu (Morinda
citrifolia L.) mendapat perhatian sangat besar karena memiliki manfaat
yang sangat banyak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengenalan secara mendalam
kepada masyarakat tentang tanaman mengkudu agar dapat di optimalkan
pemanfaatannya dalam kehidupan.
Buah Mengkudu yang telas lulus semua tahap pengujian. Sebenarnya sejak dulu
masyarakat Indonesia sudah menggunakan buah mengkudu sebagai bahan pengobatan
dan menjaga stamina tubuh. Tetapi karena tuntutan zaman yang serba praktis dan
cepat, maka orang menjadi lupa pada peninggalan nenek moyang tersebut.
Masyarakat tidak lagi mengkonsumsi mengkudu mungkin karena baunya yang tidak
sedap dan rasaya yang tidak enak dan getir. Dan para peneliti kini berhasil membuktikan bahwa ‘Si Buruk Rupa’ yaitu
buah mengkudu bisa digunakan sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan
penyakit kencing manis,penyakit darah tinggi dan penyakit kanker. Dengan berbagai macam pengolahan terhadap buah mengkudu, manfaatnya banyak
digunakan untuk sebagai pengganti obat berbahan kimia.
B.
Pengertian
Buah Mengkudu
Mengkudu atau pace (Morinda citrifolia) merupakan
salah satu tanaman obat yang dalam beberapa tahun terakhir banyak peminatnya
baik dari kalangan pangusaha agribisnis, maupun dari kalangan pengusaha
industri obat tradisional, bahkan dari kalangan ilmuwan diberbagai negara.Hal
ini disebabkan karena baik secara empiris maupun hasil penelitian medis
membuktikan bahwa dalam semua bagian tanaman mengkudu terkandung berbagai macam
senyawa kimia yang berguna bagi kesehatan manusia.Peran mengkudu dalam
pengobatan tradisional mendorong para peneliti diberbagai belahan dunia
melakukan berbagai penelitian mengenai khasiat mengkudu.Popularitas tanaman
tersebut terus menyebar ke negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris,
Prancis, Australia, Jepang, dan Singapura. Industri pengolahan berbahan baku
mengkudu terus tumbuh diberbagai negara.
Perusahaan industri minuman di wilayah kepulauan Pasifik
Timur yang telah mengolah buah mengkudu untuk minuman sehat, terus memperluas
perkebunan mengkudu untuk memenuhi pasar di Amerika Serikat, Jepang dan
negara-negara di Benua Eropa.
Pesatnya perkembangan industri obat tradisional yang
mengolah buah mengkudu belum diimbangi dengan upaya pengembangan budidaya yang
memadai. Baru beberapa tahun terakhir di beberapa daerah petani dan pengusaha
agribisnis mengebunkan meng-kudu dalam luas areal yang masih terbatas dan
dengan cara-cara budidaya yang masih sangat sederhana, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan buah mengkudu sebagai bahan baku industri obat sebagian besar masih
dipanen dari tanaman liar.
Dalam mendukung pengembangan tanaman mengkudu di Indonesia,
Balai Penelitian Tanaman rempah dan Obat (Balittro) telah melakukan berbagai
penelitian teknologi budidaya mulai dari ekologi, pemulia-an, hama dan penyakit
hingga pasca panen yang akan diurai pada bagian selanjutnya dari tulisan ini.
C. Asal
Usul Tanaman Mengkudu
Asal usul mengkudu tidak terlepas dengan keberadaan bangsa
Polinesia yang menetap di Kepulauan Samudra Pasifik. Bangsa Polinesia dipercaya
berasal dari (Asia Tenggara). Pada tahun 100 SM, bangsa yang terkenal berani
mengembara. Tanpa sebab yang jelas mereka menyeberangi lautan meninggalkan
tanah air mereka. Ada kesan para pengembara itu di kecewakan oleh suatu hal dan
maksud menjauhkan diri dari kehidupan sebelumnya. Setelah lama mengembara,
mereka sampai di sekitar Polinesia, yaitu kepulauan di sekitar Pasifik Selatan.
Para petualang tersebut langsung jatuh hati saat melihat indahnya pemandangan,
kondisi pantai, dan pulaunya. Dalam pengembaraannya mereka hanya membawa tanaman dan hewan yang dianggap
penting untuk hidup di tempat baru. Tanaman-tanaman tersebut memiliki banyak
kegunaan, antara lain untuk bahan pakaian, bangunan, makanan dan obat-obatan,
lima jenis tanaman pangan bangsa Polinesia yaitu talas, sukun, pisang, ubi
rambat, dan tebu. Mengkudu yang dalam bahasa setempat disebut "Noni"
adalah salah satu jenis tanaman obat penting yang turut dibawa.
Bangsa Polinesia memanfaatkan mengkudu untuk mengobati berbagai jenis
penyakit, diantaranya tumor, luka, penyakit kulit, gangguan pernapasan,
demam, dan penyakit usia lanjut. Pengetahuan tentang pengobatan menggunakan
mengkudu diwariskan dari generasi ke generasi melalui nyanyian dan cerita
rakyat. Tabib Polinesia, yang disebut kahuna adalah orang memegang peranan
penting dalam dunia pengobatan tradisional bangsa Polinesia dan selalu
menggunakan mengkudu dalam resep pengobatannya.
Laporan-laporan tentang khasiat tanaman mengkudu juga terdapat pada
tulisan-tulisan kuno yang dibuat kira-kira 2000 tahun yang lalu, yaitu pada
masa pemerintahan Dinasti Han di Cina, dan juga dimuat dalam cerita-cerita
pewayangan yang ditulis pada masa pemerintahan raja-raja di pulau Jawa ratusan
tahun yang lalu. Perkembangan industri tekstil di Eropa mendorong pencarian
bahan-bahan pewarna alami sampai ke wilayah-wilayah kolonisasi, karena pada
masa itu pewarna sintetis belum ditemukan. Pada tahun 1849, para peneliti Eropa
menemukan zat pewarna alami yang berasal dari akar Mengkudu, dan kemudian
diberi nama "Morindone" dan "Morindin". Hasil penemuan
inilah yang menjadi latar belakang nama "Morinda" diturunkan.
Sedangkan di Indonesia secara tradisional, masyarakat Aceh
menggunakan buah mengkudu ini sebagai
pembuatan sayur dan rujak. Daunnya juga digunakan sebagai salah satu bahan nicah
peugaga yang sering muncul sebagai menu wajib buka puasa. Mengkudu
(keumeudee) karena itu sering ditanam di dekat rumah di pedesaan di Aceh.
Selain itu mengkudu juga sering digunakan sebagai bahan obat-obatan.
D. Klasifikasi Tanaman Mengkudu
Klasifikasi
tanaman mengkudu adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L.
E. Habitat Tanaman Mengkudu
Tanaman mengkudu dapat tumbuh baik pada daerah dataran
rendah dengan ketinggian 1-1500 meter diatas permukaan laut, suhu udara antara
22-30 C, namun masih dapat tumbuh hingga suhu 32 C. kelembaban udara antara
50-70 %. Curah hujan antara 2000-3000 mm/tahun, dan cukup mendapat sinar
matahari. Jenis tanah yang cocok bagi pertumbuhan mengkudu adalah alivial,
latosol, dan podsolik merah kuning.
F. Morfologi Tanaman Mengkudu
1. Pohon
Pohon dari tanaman
mengkudu ini tidak terlalu besar, dengan tinggi 3-8 m. Batangnya
bengkok-bengkok dan berdahan kaku, memiliki akar tunggang yang tertancap dalam.
Kulit batang coklat kekuningan, beralur dangkal, tidak berbulu, anak
cabangnya segi empat. Tajuknya hijau seprti daun.Batang mengkudu mudah dibelah
setelah dikeringkan dan bisa digunakan sebagai kayu bakar dan tiang. Di bidang
pertanian kayu mengkudu digunakan untuk menopang tanaman lada.
2. Daun
Daunnya
besar dan tunggal. Daun kebanyakan bersilang berhadapan, bertangkai, bulat
telur lebar hingga bentuk elips, kebanyakan dengan ujung runcing, sisi atas
hijau tua mengkilat, sama sekali gundul, 10-40 kali 5-17 cm. Daun penumpu
bentuknya bervariasi, kadang bulat telur, bertepi rata, hijau kekuningan,
gundul, dengan panjang 1,5 cm, dibawah karangan bunga selalu cukup tinggi dan
tumbuh menjadi satu. Peruratan daun menyirip.Daun mengkudu dapat dimakan
sebagai sayuran. Nilai gizinya tinggi karena banyak mengandung vitamin A.
3. Bunga
Perbungaan mengkudu
bertipe bongkol dengan tangkai 1-4 cm, rapat, berbunga banyak, tumbuh di
ketiak. Bunga berbilangan 5-6, berbau harum. Mahkota bentuk tabung bentuk
terompet, putih, dalam lehernya berambut wol, tabung panjangnya bisa mencapai
1,5 cm, taju sempit. Benang sari 5, tumbuh jadi satu dengan tabung mahkota
hingga tinggi, tangkai sari berambut wol.
4. Buah
Kelopak bunga tumbuh menjadi
buah yang bulat atau lonjong seperti telur ayam. Permukaan buah seperti terbagi
dalam sel-sel poligonal (bersegi banyak) yang berbintik-bintik atau
berkutil. Bakal buah pada ujungnya dengan kelopak yang tetap tinggal yang
berwarna hijau kekuningan. Mula-mula buahnya berwarna hijau ketika masih muda,
dan menjadi putih kekuningan menjelang buahnya masak dan setelah benar-benar
matang menjadi putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun atas
buah-buah batu yang berbentuk pyramid/bentuk memanjang segitiga dan
berwarna coklat kemerahan.
5. Biji
Biji mengkudu berwarna hitam, memiliki
albumen yang keras dan ruang udara yang tampak jelas. Biji itu tetap memiliki
daya tumbuh tinggi, walaupun telah disimpan selama 6 bulan.
Perkecambahannya 3-9 minggu setelah biji disemaikan.Pertumbuhan tanaman setelah
biji tumbuh sangat cepat. Dalam waktu 6 bulan, tinggi tanaman dapat
mencapai 1,2-1,5 m. Perbungaan dan pembuahan dimuali pada tahun ke-3 dan
berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Umur maksimum dari tanaman mengkudu
adalah sekitar 25 tahun.
G. Budidaya Tanaman Mengkudu
Cara perbanyakan mengkudu yang umum dilakukan oleh petani di
Indonesia adalah dengan menggunakan biji. Dalam rangka mempertahankan sifat
genetis yang baik yang dipunyai induknya cara ini tidak dapat dilakukan karena
penyer-bukan tanaman mengkudu terjadi secara silang, sehingga akan terjadi
seg-regasi genetik pada keturunan ber-ikutnya. Untuk itu perbanyakan mengkudu
sebaiknya dilakkan secara vegetatif.
Dalam upaya menunjang pengembangan budidaya mengkudu,
Balittro terus melakukan penelitian mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan
peningkatan produksi dan mutu mengkudu.Beberapa aspek budidaya yang telah
dilakukan penelitiannya seperti pengadaan bahan tanaman secara vegetatif,
pemupukan dan analisa mutu dari jenis-jenis mengkudu unggulan.
Dari hasil penelitian, cara perbanyakan dengan setek,
grafting dan cangkok tingkat keberhasilannya mencapai hingga lebih dari 80 %. Habitus tanaman hasil
dari ketiga cara perbanyakan tersebut cukup rindang dan cepat berbuah, sehingga
mempermudah dalam cara panen buahnya. Namun demikian ma-sing-masing cara
mempunyai kelebih-an dan keterbatasan. Tanaman mengkudu hasil perbanyakan
dengan cara setek dan cangkok sistim perakarannya yang dangkal karna tidak
mempunyai akar tunjang, sehingga cukup rentan terhadap kekeringan dimusim
kemarau. Sedangkan dengan cara grafting, dalam tehnik pelaksanaannya
membutuhkan personil yang mempunyai keterampilan yang tinggi, sehingga perlu
dilatih terlebih dahulu.
1. Pemilihan Bibit Mengkudu,
Pemilihan
bibit unggul harus dilakukan karena bibit unggul lebih cepet dalam pertumbuhan,
tahan penyakit dan menghasilkan buah berkualitas.Bibit mengkudu terdiri dari
tiga jenis yaitu Bibit Generatif, Bibit Vegetatif dan Bibit Siap Tanam. Bibit
Generatif diperoleh dengan cara menyemai benih mengkudu dari indukan
berkualitas. Bibit Vegetatif didapat dari cara stek batang, diambil dari batang
indukan unggul. Sedangkan bibit siap tanam ddapat dengan cara membeli di tempat
penjualan bbit tanaman.
2. Proses Pengolahan Lahan dan
Penanaman
Penanaman dilakukan secara
monokultur, dapat langsung dibuat lubang tanam namun apabila penanaman
dilakukan dengan sistem tumpangsari dengan tanaman semusim, maka tanah perlu
diolah dahulu. Lubang tanam dibuat dengan ukuran panjang, lebar dan dalam
masing-masing 40 cm. Jarak antar lubang tanam 3 m x 4 m atau 4 m x 4 m,
tergantung dari kondisi topografi dan kesuburan tanah. Pada lahan yang miring
dan tanah yang lebih subur jarak tanam dapat diperlebar. Pada daerah serangan
rayap dan hama tanah lainnya, sebelum ditimbun disekeliling pangkal batang
bibit ditaburi dengan anti rayap, dengan sedapat mungkin menggunakan pestisida
nabati. Setelah melakukan penanaman dilakukan penyiraman secukupnya serta diberi
mulsa dan naungan jerami atau sisa bahan tanaman lainnya. Naungan dibuka
setelah tanaman muda cukup tahan terhadap sinar mata hari terik (+ 2 bulan ).
3. Pemupukan dan Pemeliharaan
Pemupukan
pada tanaman mengkudu tidak dianjurkan menggunakan pupuk buatan (anorganik). Dengan
demikian dianjurkan menggunakan pupuk organik berupa kotoran hewan, kompos atau
bokasi. Pupuk organik kotoran hewan dengan dosis 20 kg atau dengan bokasi 15
kg/tanaman/tahun yang diberikan pada awal dan akhir musim hujan masing-masing separuh
dosis dapat meningkatkan produksi dan mutu buah mengkudu. Pemberian mulsa
disekitar piringan/tanaman perlu dilakukan setiap tahun menjelang musim
kemarau. Perbaikan saluran dan selokan dilakukan bila perlu terutama menjelang
dan dimusim hujan. Pengendalian gulma dilakukan apabila banyak tumbuh disekitar
piringan atau tanaman dengan cara mencabutnya.
4. Pola Tanam
Mengkudu dapat dibudidayakan dengan sistm tanam polikultur
atau tumpangsari dengan tanaman semusim, dengan tujuan untuk meningkatkan
efisiensi lahan dan pendapatan petani.Tanaman sela atau tumpangsari ditanam
diantara tanaman mengkudu dengan mengatur jarak tanam dan populasi tanaman
tersebut.Jenis tanaman sela atau tumpangsari yang dianjurkan untuk ditanam
yaitu yang bersifat kompatibel, tidak kompetitif dengan tanaman pokok, cocok
dengan lahan dan iklim setempat dan mempunyai nilai jual yang tinggi.Tanaman
tahunan yang ditumpangsarikan dengan tanaman mengkudu misalnya jeruk, pisang,
kapolaga, tanaman sayuran seperti katuk dan lainnya, atau juga sejenis tanaman
palawija dan semusim lainnya seperti jagung, kacang-kacangan, dan tanaman
sayuran.
5. Panen dan Pasca Panen
Hasil penelitian Balittro
menunjukkan bahwa tanaman mengkudu yang berasal dari bahan tanaman setek dan
cangkok akan dipanen buahnya lebih awal, yaitu pada umur 10 bulan setelah
tanam, sedangkan yang berasal dari bahan tanaman grafting akan dipanen pada umur 12 bulan dan yang
berasal dari okulasi dan biji dipanen
pada umur > 12 - 14 bulan.
Selanjutnya panen buah dapat
dilakukan setiap 2 minggu sekali. Buah yang dipanen yang sudah tua sampai
mengkal, dengan ciri-ciri : kulit buah berwarna putih mengkilap merata,
transparan dan daging buah masih keras. Produksi buah tanaman mengkudu hasil
dari ke-tiga cara perbanyakan tersebut di atas cukup baik. Pada tahun pertama
bisa menghasilkan buah rata-rata diatas 30 kg/pohon.
Buah yang telah dipanen dimasukkan
kedalam wadah peti dari kayu atau keranjang dari bambu yang kuat/kokoh agar
buah tidak rusak pada sewaktu diangkut ketempat pengolahan buah.Dalam prosepengangkutan, peti atau keranjang tetap
terbuka agar sirkulasi udara tetap baik, sehingga buah tidak cepat mengalami
proses pematangan buah. Bila buah akan dijual ke pabrik pengolahan, harus
disortir terlebih da-hulu, karena dengan alasan efisiensi. Pabrik pengolah
hanya menerima buah mengkudu dengan ukuran tertentu, yaitu panjangnya diatas 6
cm dan diameter diatas 4 cm. Buah-buah yang berukuran dibawah tersebut diatas
bisa diolah sendiri, baik itu dibuat jus atau dikeringkan.
H. Hama
dan Penyakit pada Tanaman Mengkudu
1. Penyakit Hitam Daun
Penyakit
ini disebabkan oleh patogen Phytophthora botryosa. Gejalanya
yaitu daun berwarnahitam, batang
membusuk dan kemudian mati, buah
berwarna coklat kemudian hitam membusuk. Penyakit ini berkembang baik pada
periode iklim basah. Dengan adanya jamur pada daun, maka akan mengurangi
photosyntesa. Penyakit busuk daun yang menyerang tanaman mengkudu
inimengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu, buahnya kecil dan kualitasnya
menurun. Langkah - langkah yang dapat
dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian mencakup pemangkasan, gulma
kontrol, dan sanitasi lapangan. Pengndalian jamur jelaga dilakukan dengan air
sabun disemprotkan pada tempat yang terinfeksi.
2. Penyakit Simpul Akar
Penyakit
simpul akar adalah penyakit akar yang disebabkan oleh nematoda, spesies
Meloidogyne. Gejalanya yang terlihat pada tanaman yaitu batangnya kekuatan
berkurang, tanaman kerdil, kemudian menguning. Pada akarnya, seperti
membengkak, retak, dan membusuk. Penyakit ini dapat diminimalkan dengan
menggunakan metode transplantasi bebas nematoda dengan menambahkan tanah
organik seperti kompos yang mengandung kotoran ayam. sedang irigasi dan
penggunaan pupuk juga akan meminimalkan kerusakan dan mengurangi besarnya busuk
akar sekunder dengan saprophytic jamur dan bakteri.
3. Penyakit Batang Membusuk
Penyakit
batang membusuk adalah penyakit pada batangnya membusuk, menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat. Gejala awal adalah tanaman layu, termasuk lesu
daun, menguning, kemudian gugur daun. Penyakit ini timbul dari berbagai
penyebab yang komplek termasuk akibat dari penanamn benih dari tanaman yang
terinfeksi seperti nematode akar-simpul, banjir, cedera batang dan pembusukan
oleh jamur tanah dan Sclerotiumrolfsii. Pencegahan dilakukan dengan tanaman
bebas patogen, memilih tanah yang sesuai.
4. Hama tanaman mengkudu, adalah hama
serangga yang menyerang jenis
tanaman herbal mengkudu menyebabkan kerusakan yang signifikan,
antara lain yaitu: kutu daun (Aphis gossypii), semut, kala (kala hijau),
tungau (eriophyid tungau), whiteflies, dan siput. Wabah hama sering
terjadi pada tanaman mengkudu monokultur. Jadi, tumpangsari dengan tanaman
spesies lain dapat meminimalkan serangan hama. Tungau dapat dikendalikan dengan
pemangkasan daun yang terkena dampak dan menggunakan pestisida yang
direkomendasikani, seperti belerang. Untuk mengendalikan siput dan semut,
menaruh penghalang sementara di dasar tanaman mengkudu, seperti asam tembaga
(untuk siput), atau zat lengket seperti getah pinus (bagi semut).
5. Gulma dapat menyebabkan tanaman
mengkudu tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga tidak dapat menghasilkan produk herbal yang baik. Gulma
adalah tanaman liar yang tumbuh disekitar tanaman mengkudu. Disamping menjadi
pesaing untuk mendapatkan unsur hara tanah bagi tanaman mengkudu, gulma juga
menjadi sarang hama seperti kutu daun, kala, dan whitefly. Hama tersebut dapat
efektif dikendalikan dengan penyemprotan insektisida dan cairan sabun/deterjen.
Gulma dapat dicegah yaitu dengan menghilangkan gulma induknya agar tidak
berkembang lebih banyak, oleh karena itu secara berkala melakukan pengamatan
untuk mengidentifikasi gulma induk, dan membersihkannya. Tanaman Mengkudu muda
yang baru dipindahkan sangat rentan terhadap persaingan dari gulma seperti
rumput Guinea (Mimosa pudica). Penyiangan tanaman mengkudu muda harus
hati-hati, sebaiknya menggunakan tangan untuk mencegah agar batangnya tidak
cedera mekanis kalau menggunakan mesin pemotong atau pemangkas, yang dilakukan
sampai batang cukup besar.Penyiangan juga untuk memberantas nematode
akar-simpul dan hama serangga seperti kutu daun, serta hama penyakit lain yang
bersarang di tanaman liar atau gulma tersebut.
I. Kandungan
yang Terdapat dalam Buah Mengkudu
Di dalam buah mengkudu terkandung
zat-zat yang berkaitan dengan kesehatan dan beberapa zat tersebut hanyaterdapat
di dalam mengkudu seperti vitamin, mineral, enzim alkaloid, kofaktor dan sterol
tumbuhan yang terbentuk secara alamiah.
v Zat nutrisi: secara keseluruhan
mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan
tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalam jumlah
cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat
pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang
terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine,
sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens,
phenylalanine, magnesium, dll.
v Terpenoid. Zat ini membantu dalam
proses sintesis organic dan pemulihan
sel-sel tubuh.
v Zat anti bakteri.Zat-zat aktif yang
terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri penyebab
infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus,
Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat
mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S
.scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S .
pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.
v Scolopetin. Senyawa scolopetin
sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi.
v Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker
yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.
v Xeronine dan Proxeronine. Salah satu
alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu adalah xeronine. Buah
mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan
pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar.
Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine
diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif,
mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif..
Selain itu, dalam tanaman mengkudu
juga terdapat beberapa kandungan kimia, dan berikut merupakan kandungan kimia
dari beberapa zat dari bagian-bagian tertentu pada tanaman mengkudu :
Bagian tanaman
|
Kandungan kimia
|
Buah
|
Asam askorbat, asam asetat,
asperulosida, aambutanoat, asam benzoat, benzil alkohol, 1-butanol, aam
kaprilat, asam dekanoat, (E)-6-dodekeno-gamma-laktona, (z,z,z)-8,
11,14-asamekosatri-noat, asam elaidat, etil dekanoat, etil-ektanoat, etil
benzena, eugenol, eugenol, glukosa, asam heptanoat, 2-heptanon, hexanal,
hexanamida, asam hexaneudioat, asam hexanoat, 1-hexanol, 3-butan-1-o1, metil
dekanoat, metil elaidat, metil hexanoat, metil-3-metil-tio-propanoat, metil
oktanoat, metil oleat, metil palmitat, Scopoletin, asam undekanoat,
(z,z)-2,5-undekadin-1-o1, vomifol. Ascubin, L.asperuloside, alizarin, antraquinon, proxeronin,
Damnacanthal.
|
Akar
|
Asperulosids, damnachantal,
morindadiol, morindin, morindon, nordamacantal, rubiadin, rubiadin monometil
eter, soranjidiol, antraquinon, glikosida, zat getah, resin, sterol
|
Kulit
|
Alizarin, klororubin, glikosida,
(pentosa, hexosa), morindadiol, morindanigrin, morindin, morindon, zat resin,
rubiadin monometil eter, soranjidiol
|
Kayu
|
Antragalol-2, 3-dimetil eter
|
J. Manfaat
Tanaman Mengkudu
Dibalik aroma tak sedap dari buah mengkudu,
terdapat banyak manfaat yang berguna bagi keidupan masyarakat terutama untuk
kesehatan tubuh, diantaranya ialah :
1.
Mampu
meningkatkan daya tahan tubuh kita karena kaya akan anitoksidan alami.
Buah mengkudu memiliki keseimbangan
sempurna dari vitamin, mineral, asam amino, peptida, dan enzim.Nutrisi tersebut
sangat baik untuk meningkatkan system kekebalan tubuh.Sebuah penelitian
menunjukan bahwa mengkonsumsi jus mengkudu dapat membantu melindungi tubuh dari
efek radikal bebas.Hal ini dikarenakan buah mengkudu kaya akan antioksidan
alami seperti vitamin E dan koenzim Q10 yang diperlukan tubuh.
2.
Membantu
mencegah akan menyebarnya sel - sel kanker.
Penelitian telah menyatakan adanya senyawa 2-methoxy-1,3,6trihydroxyanthraquinone
pada buah mengkudu yang baik untuk mencegah kerusakan DNA dan kanker serta baik
untuk menjaga sel-sel sehat dalam tubuh.
3.
Mampu
mencegah tumor.
Zat Aktif dalam buah mengkudu yang
dapat menghambat sel kanker dan tumor.Karena suplai terhambat, maka tumor dan
kanker dapat dimatikan.
4.
Membantu
mengobati sakit perut, batuk dan juga demam.
Untuk mengatasi sakit perut, cukup
dengan menyiapkan 2-3 daun mengkudu.Kemudian
daun ditumbuk halus dan ditambahkan garam serta diseduh air panas.
Setelah dingin, disaring dan diminum.
Untuk mengatasi batuk, cukup
menyiapkan satu buah mengkudu dan ½ genggam daun poo (bujanggut).Dengan cara
merebus bahan tersebut dengan dua gelas air sampai mendidih hingga tinggal satu
gelas, kemudian disaring dan diminum dua kali satu hari, yaitu pagi dan sore.
Untuk mengatasi demam dengan
mengkudu, siapkan satu buah mengkudu dan satu rimpang kencur.Kemudian, kedua
bahan tersebut direbus dengan dua gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1
gelas, lalu disaring.Diminum dua kali satu hari; pagi dan sore.
5.
Sebagai
obat pereda rasa nyeri.
Buah mengkudu dikenal sebagai obat
penghilang rasa sakit dan daunnya bisa digunakan untuk meredam sakit
kepala.Konon, sejak dulu banyak orang yang menggunakan daun buah mengkudu
sebagai obat alami untuk meredakan nyeri sendi.Mengkudu memiliki kandungan
analgesik sebanyak 75% yang efektif sebagai morfin sulfat dalam mengurangi
nyeri sendi.
6.
Merupakan
salah satu zat anti bakteri.
Kandungan senyawa seperti
antrakuinon, skopoletin dan terpana yang ada pada buah mengkudu memiliki sifat
antibakteri, anti jamur dan antiparasit yang baik untuk memelihara kesehatan
kulit dan tubuh.
7.
Membantu
menormalkan tekanan darah.
Adanya zat
Fitonutrien scopoletin yang berfungsi melebarkan pembuluh darah.Akibatnya
jantung tersebut tidak dapat kerja keras,sehingga dapat menormalkan tekanan
darah. Mengkonsumsi buah mengkudu dalam bentuk jus, buah segar atau suplemen
sangat dianjurkan, karena kandungan nutrisinya bisa mencegah terkena
hipertensi. Tekanan darah menjadi lebih stabil.
8.
Sebagai
zat anti peradangan dan anti alergi.
9.
Membantu
mengatur fungsi sel-sel dalam
10. Membantu regenerasi sel-sel jaringan
tubuh yang rusak.
Selain itu, tanaman mengkudu juga bermanfaat dalam
pengobatan penyakit penyakit yang tergolong berat, berikut beberapa manfaatnya:
1.
Manfaat
Mengkudu untuk Penyakit Kanker
Tim peneliti Universitas Hawai yang dipimpin Annie Hirazumi
mendapati bahwa jus mengkudu meningkatkan kerja sistem kekebalan tubuh
(terutama sel makrofag dan limfosit) tikus putih yang diinduksi dengan sel
kanker paru Lewis, sehingga mampu bertahan hidup 50 hari lebih.Padahal tikus
yang tidak diberi mengkudu hanya mampu bertahan hidup antara 9-12 hari
saja.Annie juga meneliti bahwa jus mengkudu bermanfaat untuk mengatasi sarcoma.
Tim peneliti Universitas Negeri Lousiana, AS, yang dipimpin
Conrad A. Hornick, Ph.D menemukan bahwa jus mengkudu dalam kadar10% dapat
menghentikan pembentukan pembuluh darah (anti angiogenesis) pada sel kanker
payudara dan merusak pembuluh darah kanker yang sudah ada, sehingga sel-sel
kanker mati.Sedangkan Maria Gabriela Manuele dan kawan-kawan berhasil
membuktikan bahwa scopoletin dapat mengaktifkan limfosit sekaligus membasmi sel
kanker limfoma.
Dr. Rangadhar Satapathy, MD menyatakan bahwa tanaman mengkudu
memiliki 150 neutraceutical (zat gizi berkhasiat obat), lima di antaranya
merupakan zat antikanker:
(1) Polisakarida yang banyak terdapat
pada mengkudu mencegah menempelnya sel yang rusak/bermutasi ke sel lain,
sehingga dapat mencegah terjadinya metastase.
(2) Damnacanthal,
sejenis anthraquinon, menghambat pertumbuhan sel ganas. Alizarin, anthraquinon
lain, menghentikan aliran darah ke jaringan tumor, sehingga menghentikan
perkembangannya.
(3) Epigollocatechin
gallate (EGCg). Antioksidan golongan flavonoid polifenol yang banyak terdapat
dalam mengkudu ini mencegah mutasi sel dan menginduksi apoptosis (bunuh diri)
pada sel-sel abnormal.
(4) Terpenoid
dalam mengkudu mencegah pembelahan sel ganas dan juga menginduksi apoptosis.
Salah satu terpenoidnya, limonen, terbukti efektif untuk mengatasi kanker
payudara, kanker liver, kanker paru, dan juga leukemia. Terpenoid yang lain,
betakaroten, membantu merangsang kelenjar thymus untuk memproduksi lebih banyak
sel Limfosit T yang dapat langsung menghancurkan sel kanker. Sedang asam
ursolat yang juga golongan triterpenoid dapat mencegah pertumbuhan sel abnormal
(kanker) sekaligus menyuruh sel abnormal yang sudah ada untuk bunuh diri
(apoptosis).
(5) Menurut
hasil penelitian Dr. Heinicke, proxeronine sangat banyak terdapat dalam
mengkudu. Di dalam usus proxeronine diubah menjadi xeronine. Xeronine yang juga
diproduksi tubuh dalam jumlah terbatas ini dibutuhkan untuk mengaktifkan
protein sel sebelum digunakan dalam seluruh proses kimiawi tubuh. Xeronine juga
memperbaiki struktur dan menormalkan fungsi sel-sel tubuh yang rusak.Karena
pada dasarnya setiap sel mengandung protein, maka kecukupan xeronine dapat
memperbaiki segala jenis sel yang tidak normal.Dari sini diperoleh penjelasan,
mengapa efek xeronine berbeda pada tiap orang, namun umumnya menunjukkan
perbaikan kondisi sesuai penyakit masing-masing.
2.
Manfaat
Mengkudu untuk Penyakit Kencing Manis
Uji kandungan,
pace (mengkudu) mengandung saponin, cardenolin, bifadienol, tannin dan
antrakino. Kandungan proxeronine dalam mengkudu membantu memperbaiki sel beta
pancreas yang telah rusak. Selain itu mampu memperbaiki reseptor insulin yang
tidak mampu berfungsi dengan baik .
3.
Manfaat
Mengkudu untuk Penyakit Tekanan Darah Tinggi
Buah Mengkudu
mengandung sejenis fitonutrien, yaitu scopoletin yang berfungsi untuk
memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan.Hal ini
menyebabkan jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa darah,
sehingga tekanan darah menjadi normal.Hasil uji coba pada hewan menunjukkan
bahwa scopoletin menurunkan tekanan darah tinggi dan normal menjadi rendah
(hipotensi yang abnormal).
Namun demikian,
scopoletin yang terdapat dalam buah Mengkudu dapat berinteraksi sinergis dengan
nutraceuticals (makanan yang berfungsi untuk pengobatan) lain untuk mengatur
tekanan darah tinggi menjadi normal, tetapi tidak menurunkan tekanan darah yang
sudah normal.Tidak pernah ditemukan kasus di mana tekanan darah normal turun
hingga mengakibatkan tekanan darah rendah (hipotensi)
K. Produk Olahan Mengkudu
1.
Sari
Buah Mengkudu
Untuk membuat sari buah mengkudu,langkah pertama yang harus
dilakukan ialah menyiapkan buah mengkudu secukupnya atau sebanyak mungkin, setelah
mengkudu dicuci bersih kemudian masukkan kedalam air mendidih selama 2 menit,
lalu ditiriskan sampai dingin. Setelah dingin lalu difermentasi dengan cara
dimasukkan kedalam wadah anti karat laluditutup rapat. Di dalam wadah 1/3 - 1/4
bagian bawah dari wadah, dibuat saringan penyangga dan keran pembuka di bagian
luarnya. Setelah 2 minggu kemudian
cairan buah akan menetes ke dasar wadah dan dengan membuka keran cairan
tersebut ditampung ke wadah yang bersih
dan steril. Setelah menjalani proses
tersebut sari buah menkgudu siap untuk diminum sebagai obat atau minuman sehat
atau dikirim ke pabrik pengemas.
2.
Simplisia
kering
Untuk
membuat simplisia kering dari buah mengkudu, kita harus menyediakan buah
mengkudu yang baru dipetik dan dalam keadaan sehat dan segar, tidak cacat yang
kemudian dicuci bersih pada air yang mengalir, lalu ditiriskan sampai kering.
Selanjutnya dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 0,5 cm. setlah itu
potongan buah mengkudu dikeringkan dibawah sinar matahari langsungpada waktu
yang ideal yaitu dimulai dari jam 8°° - 11°° pagi. Selama proses pengeringan
sebaiknya buah mengkudu ditutup dengan kain hitam untuk mengurangi kerusakan
bahan akibat teriknya sinar yang dapat menurunkan mutu simplisia. Apabila
menggunakan oven, maka suhu standar untuk oven vacum ialah 40°C. Kadar air
simplisia antara 10 - 13 %.
Buah
kering dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri sebagai cadangan bahan
obat, atau dijual ke pabrik atau kepengolah jamu tradisional.Apabila ingin
menyimpan simplisia kering tersebut, masukan kedalam kantong plastik dan
ditutup rapat yangtidak tembus udara dan
disimpan ditempat yang sejuk dan kering, sehingga dapat disimpan lebih lama
sebelum dikirim ke tempat pengolah.
3.
Ekstrak
mengkudu
Ekstrak mengkudu merupakan perasan murni sari buah mengkudu,
didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang berkhasiat sebagai obat.Ekstrak
kental dari buah mengkudu ini bisa dijual ke pabrik pengolah atau dapat
dimanfaatkan langsung sebagai obat atau di keringkan lalu dimasukkan ke dalam
kapsul yang siap untuk dikonsumsi. Cara membuat ekstrak mengkudu dengan cara
sederhana ialahsebagai berikut :
Buah
mengkudu dihaluskan dengan blender kemudian direndam dengan alkohol 90 % dengan
perbandingan 1 : 3 dan dikocok dengan pengocok listrik (Stirrer) selama 2 jam,
lalu didiamkan selama 24 jam.
Standar mutu ekstrak kental mengkudu
- Rendemen
: 10 - 12 %
-
Kandungan kimia (Flavonoid total) : 0,09 – 0,12 %
-
Kadar air : 3,7 – 6,15 %
4.
Jus Mengkudu
Proses
pembuatanjus mengkuduadalah menyiapkanbuah
mengkudu segar yang kemudian melewati proses sortasi dan dicuci bersih,
ditiriskan kemudian dihancurkan dan diambil sari mengkudunya. Sari mengkudu tersebut disaring hingga mendapatkan cairan
yang jernih. Setelah jernih dicampur dengan bahan jus dan dipasteurisasi. Sari
mengkudu yang telah dipasteurisasi dikemas dalam botol dan siap untuk dipasarkan
atau dikonsumsi langsung baik dalam keadaan dingin atau tidak.
5.
Minuman Instant Mengkudu
Proses pembuatan
minuman instant mengkudu tidak jauh berbeda dengan proses pengolahan pada jus mengkudu, namun
pada proses pembuatan minuman instant setelah mendapatkan cairan mengkudu
jernih kemudian cairan tersebut dicampur
dengan pencampur bahan serbuk yang kemudian dikeringkan dengan spray dryer
menjadi ekstrak mengkudu. Ekstrak mengkudu tersebut dicampur
dengan bahan minuman instan dan dihomogenisasi. Setelah homogen atau tercampur,
minuman dapat dikemas dengan menggunakan wrapping dan siap untuk dipasarkan.
6.
Keripik Kembang Goyang Mengkudu
Proses pengolahan awal keripik kembang
goyang mengkudu ini ialah dengan mencuci buah mengkudu yang masih segar hingga
bersih dan dihilangkan bijinya, kemudian diparut halus. Kocok telur sampai
berwarna putih dan campurkan semua bahan halus yaitu bawang putih, tepung
beras, terigu dan tapioca (perbandingan tepung 2:1:1 ). Kemudian masukkan mengkudu
halus dan garam secukupnya dan campurkan hingga merata dengan semua bahan. Terakhir masukkan santan
dan campurkan hingga adonan homogen. Panaskan minyak panas dan cetakan kembang
goyang, cetak adonan dengan cetakan dan digoreng dengan menggoyang-goyangkan
cetakan hingga berwarna kuning kecoklatan, setelah dingin barulah ditaburkan
bumbu aneka rasa dan siapuntuk dikonsumsiataupun dikemas dan dipasarkan.
7.
Kopi Mengkudu
Bahan yang harus disiapkan sebelum
memulai proses pengolahan ialah buah mengkudu
yang masih muda ; Pisau ; Wadah pengeringan ; Alat pemanas atau bisa
juga menngunakan cahaya matahari ; Air; Alu/tempat tumbuk
; Wajan dari tanah liat ;dan Filter / penyaring.
Cara
pembuatannya ialah sebagai berikut:
ü Petik mengkudu yang masih
muda dan cuci kemudian iris tipis-tipis
ü Dijemur sampai kering,
kira-kira 2-3 hari
ü Disangrai diwajan yang
terbuar dari tanah liat, kurang lebih 15mt
ü Hasil penyanggraian ditumbuk
ü Untuk menghasilkan bubuk kopi yang baik,
setelah ditumbuk bubuk mengkudu kering tersebut ayak/disaring sampai
menghasilkan bubuk mengkudu yang halus
ü Jika sudah menghasilkan bubuk kopi mengkudu
yang bagus, barulah diseduh, beri campuran gula/madu secukupnya agar tidak
pahit.
Daftar Pustaka
BADAN
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM). 2005. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan, Nomor. HK.00.05.41.1384, Tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata
Laksana Pendaftaran Obat Tradisional. Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka.
Tjitrasam. 1983. Botani Umum 1. Bandung:
Angkasa.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta: UGM.
Widiarti, Tunas. 1999. Mengenal
Tanaman dan Khasiatnya. Surabaya: PT. Arkola
Wikipedia.2013.
Mengkudu. http://id.wikipedia.org/wiki/Mengkudu.Diakses pada 27 November 2014