LAPORAN SURVEY PASAR TRADISIONAL MERGAN DAN PASAR MODERN ROBINSON
“KEDELAI
DAN BAWANG PUTIH”
Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
KELAS F
MUHAMMAD IKSAN RAMAD 115040101111157
IRFAN FAHRIZZA 135040101111082
FEBRI IRAWAN 135040101111020
RAFIDA MAHMUDAH 135040101111256
TIONARTI BAKARA 135040101111195
PROGAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di era yang globalisasi
yang semakin canggih pasar merupakan tempat yang tetap dibutuhkan keberadaannya
oleh masyarakat. Pasar sebagai tempat untuk konsumen mencari produk barang atau
jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, begitu pula bagi penjual atau
pemasar pasar digunakan sebagai sarana untuk memasarkan produknya dengan tujuan
memperoleh laba. Di pasar pembeli dan penjual dapat saling bernegosiasi
untuk memperoleh kesepakatan harga yang disetujui oleh kedua belah pihak. Di
masa yang semakin modern seperti sekarang telah muncul berbagai pasar modern
(supermarket) yang banyak dikunjungi oleh masyarakat ekonomi menengah ke
atas, namun terlepas dari hal itu keberadaan pasar tradisional tetap mendapat
tempat di mata masyarakat. Pasar tradisional menyediakan berbagai bahan pokok
hasil pertanian yang memiliki harga lebih terjangkau jika dibanding dengan
pasar modern. Keberadaan pasar tradisional dan pasar modern pasti memiliki
perbedaan baik dari segi produk yang diperdagangkan, harga produk serta
struktur pasarnya.
1.2
Tujuan
a.
Dapat mengetahui perbandingan
pasar tradisional dan
modern
b.
Dapat mengetahui karakteristik
produk di pasar
c.
Dapat mengetahui struktur
pasar pada pasar tradisional
dan pasar modern
BAB II
METODELOGI
2.1
Tempat dan waktu
Survey
yang kelompok kami lakukan dipasar
tradisional dan pasar modern. Lokasi pasa tradisional
berada di Pasar
Mergan, Kecamatan Sukun, kota Malang,
Jawa Timur dan lokasi pasar modern di Supermarket Robinson Ramayana, Alon-alon Kota Malang. Dan survey dilaksanakan
pada hari kamis 27
November 2014.
2.2
Teknik Pengumpulan Data
Data
yang kami peroleh adalah
data primer yang diperoleh langsung dari narasumber melalui
wawancara langsung di pasar.
2.3 Metode Penelitian
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Gambaran
Pasar yang Diteliti
3.1.1 Pasar Tradisional
Mergan
Pasar tradisional cukup memiliki peran
penting dalam menambah penghasilan daerah. Namun peran pasar tradisional
sekarang ini mulai tergeser oleh keberadaan pasar modern. Meskipun demikian
tetap banyak masyarakat yang memanfaatkan pasar tradisional untuk berdagang
maupun berbelanja. Salah satu pasar tradisional yang masih rame dikunjungi
sampai saat ini adalah pasar Mergan. Pasar Mergan merupakan salah satu pasar
tradisional yang terletak dikota Malang tepat berada di jalan Raya Langset,
kecamatan Sukun, Kota Malang. Pasar ini berdiri sejak tahun 1978, Pasar ini
memiliki struktur pengurus pasar yang dipimpin oleh Bapak Suwarto, selaku
Kepala Pasar. Pasar Mergan menjadi tempat tujuan belanja dari kelurahan Mergan
atau masyarakat setempat. Kebanyakan pedagang berasal dari daerah Sukun dan
sekirannya. Pasar Mergan juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung antara
lain, toilet, musolla, kantor kepala pasar, dsb. Sarana transportasi yang ada
disekitar pasar Mergan ini antara lain; angkot, becak, ojek,dan lain-lain.
3.1.2 Pasar
Modern Supermarket Robinson, Ramayana
Perusahaan ini dirintis oleh suami istri
Paulus Tumewu di Ujung Pandang. Maka tahun 1978 didirikanlah outlet perintis
“Robinson Supermarket” di Jl. H. Agus Salim Jakarta Pusat yang dikenal dengan “
R 1 “. Dari sinilah bisnis eceran Ramayana & Robinson Group menggurita
semakin aktif mendekati konsumen. Walaupun Indonesia mengalami ketidakpastian
ekonomi dan politik, Robinson tetap konsisten untuk melebihi target penjualan,
memperluas wawasan dan melanjutkan kebijakan yang sukses diterapkan sejak
krisis 1997 – 1998 yang berdampak besar terhadap industri retail. Sejak bisnis
dimulai pada tahun 1978, Robinson bergerak lambat tapi tumbuh dengan mantap.
Meskipun krisis nampaknya belum berakhir, namun pertumbuhan bisnis yang cepat
dapat melewati masa pra krisis lebih cepat dibandingkan kompetiter terdekat dan
dianugrahi penghargaan sebagai hasilnya.
Di Jakarta, Robinson melanjutkan untuk
membangun kembali toko-toko yang rusak atau hancur selama terjadi kerusuhan. Fakta
yang membanggakan adalah bahwa dalam waktu 18 bulan Robinson sanggup membangun
kembali 10 dari 12 toko yang hancur. Selebihnya dalam tahap renovasi dan telah siap dibuka kembali padapertengahan
2001.Setiap tahun Robinson akan membuka 10 sampai 12 toko. Sementara
pertumbuhan ekonomi di Jawa berjalan lambat, Robinson mulai mengalihkan
perhatian ke luar pulau Jawa yang dapat menjadi daerah potensial untuk
ekspansi.Robinson merencanakan untuk meningkatkan jumlah toko sekitar 10
tokopertahun secara nasional pada tahun-tahun mendatang dengan perkiraan 50 %
berlokasi di luar pulau Jawa.
Peningkatan
penjualan tahun 2000, didukung terjadinya peristiwa yang langka yaitu tahun
baru muslim, Idul Fitri, liburan, yang terjadi 2 kali pada tahun yang sama.
Perencanaan yang layak dan pengendalian mendukung untuk menjaga kestabilan
harga rendah dan menjaga barang dagangan dapat dijangkau pada konsumen utama.
Meskipun kompetisi terus meningkat selama tahun 2000, strategi perusahaan yang
menawarkan barang dagangan bernilai murah dan dapat dijangkau mendukung
dominasi Robinson atas kelas menengah dan bawah. Di lain pihak, banyak pesaing
lokal yang masih berjuang melawan efek resesi ekonomi sedangkan pesaing asing
memfokuskan diri pada konsumen level menengah dan atas.
3.2 Hasil
Survey Pasar
3.2.1 Perbedaan
karakteristik komoditas pertanian
a. Karakteristik
komoditas pertanian di pasar tradisional
· Bawang Putih
1. Karakteristik
bawang putih di pasar tradisional tidak dilakukan pengemasan yang rapi dan aman
2. Ukurannya
tidak sama, terdapat bawang yang tidak utuh dalam 1 bonggol
3. Dijual
dalam kondisi yang tidak cukup higienis
4. Jumlah
pembelian dibebaskan dengan permintaan pembeli
5. Bawang
diletakkan pada wadah atau masih terdapat di karung
6. Di
sebagian penjual bawang putih masih tercampur dengan kulit-kulitnya.
· Kedelai
1. Kedelai
tidak dikemas dengan rapi dan aman
2. Kedelai
diletakkan pada wadah atau masih terdapat di karung
3. Jumlah
pembelian dibebaskan dengan permintaan pembeli
b.
Karakteristik
komoditas pertanian di pasar modern (Supermarket)
· Bawang Putih
1. Bawang
putih dijual dengan pengemasan yang rapi dan aman
2. Pada
setiap pengemasan memiliki berat yang berbeda-beda
3. Pensortiran
baik sehingga bawang putih terlihat higienis
· Kedelai
1. Kedelai
di pasar modern memiliki nilai tambah karena adanya perlakuan pengemasan yang
baik dan menarik
2. Terdapat
beberapa jenis pengemasan pada kedelai yang berdasarkan atas berat kedelai yang
dijual
3. Kedelai
tampak terlihat sangat higienis karena sudah dalam kemasan.
3.2.2
Landasan
penentuan harga komoditas Bawang Putih dan Kedelai di pasar tradisional dan
supermarket
a.
Pasar
tradisional
Penentuan kedua harga
komoditas ini sama, yaitu berdasarkan harga dari Pedagang besar atau kulakan yang
mensuplai bawang putih dan kedelai. Para pedagang di pasar akan menjual 50-100%
kali lipat dari harga yang di dapat dari petani atau tengkulak. Meskipun mereka
menjual 50-100% kali lipat, tetapi tetap saja laba yang mereka dapatkan tidak
banyak, karena terpotong biaya lain-lain, seperti biaya angkut dan kuli
panggul.
b.
Pasar
Modern Supermarket
Dalam survey yang dilakukan
di supermarket, kelompok kami tidak dapat menanyakan langsung pada karyawan
supermarket tersebut. Namun, setelah kami melihat harga-harga pada supermarket
dapat disimpulkan bahwa dalam penentuan harga bawangputih dan kedelai di
supermarket sebenarnya sama saja dengan di pasar tradisional. Supermarket akan
tetap mensuplai komoditas tersebut dari petani atau tengkulak. Akan tetapi
biasanya di supermarket akan membelinya secara langsung dari petani kemudian
mereka akan mengemasnya sendiri. Harga yang ada disesuaikan dengan kualitas
yang ada pada bawang putih dan kedelai tersebut. Kemudian di supermarket menggunkan
pengemasan yang memiliki nilai tambah pada bawang putih dan kedelai sehingga
ada biaya tambahan untuk pengemasan serta ditambah dengan pajak.
3.2.3
Data
dan informasi yang terkait dengan beberapa kriteria lain untuk menentukan
struktur pasar dari komoditas pertanian di pasar tradisional dan pasar modern.
a.
Tingkat
konsentrasi pembeli dan penjual pada pasar tradisional dan supermarket
·
Pasar Tradisional
Tingkat konsentrasi pembeli
pada pasar tradisonal memang ditujukan pada masyarakat menengah ke bawah.
Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat menengah ke atas juga
berbelanja bawang putih dan kedelai di pasar tradisional. Para ibu rumah tangga
biasanya lebih suka berbelanja di pasar tradisional karena mereka dapat menawar
harga. Dan juga para pedagang kecil yang untuk dijual kembali di toko/warung
yang mereka miliki. Persaingan penjualan yang ada juga tinggi, karena dalam
satu pasar bukan hanya ada satu penjual, tetapi juga banyak penjual lainnya.
Pasar tradisional termasuk dalam pasar persaingan sempurna karena memiliki
banyak penjual dan oligopsoni karena memiliki banyak pembeli.
·
Pasar
Modern (Supermarket)
Di dalam supermarket, pangsa
pasar yang dituju adalah masyarakat menengah ke atas. Ibu rumah tangga yang
tidak suka dengan keadaan pasar tradisional yang kebanyakan kumuh akan memilih
supermarket sebagai tempat berbelanja. Jadi ketika dibandingkan dengan pembeli
yang ada di pasar tradisional, pembeli di supermarket lebih sedikit karena
selain harganya yang cukup mahal, mereka tidak dapat menawar produk yang akan
dibeli di pasar modern. Termasuk dalam pasar persaingan sempurna karena
memiliki banyak penjual dan oligopsoni karena memiliki banyak pembeli.
b.
Tingkat
deferensiasi antara pasar tradisional dan supermarket
Komoditas
pada pasar tradisional terlihat kurang menarik dibandingkan dengan yang ada di supermarket. Hal yang menimbulkan
perbedaan ini dikarenakan :
1. Kualitas
komoditas yang di stok pada pasar tradisional dan supermarket sangat berbeda.
Biasanya komodiatas di supermarket di stok dengan kualitas lebih baik karena
sasaran pemasaran komoditas ini pada supermarket adalah kelas menengah ke atas,
sedangkan pada pasar tradisional adalah menengah ke bawah.
2. Kondisi
lingkungan antara pasar tradisional yang panas dan supermarket yang dingin
mempengaruhi tingkat kesegaran serta umur simpansuatu komoditas. Pada pasar
tradisional yang panas membuat komoditas tersebut mudah busuk sedangkan pada
supermarket yang berada pada ruangan yang dingin, membuat kedua komoditas ini
lebih awet dan mampu mempertahankan kualitasnya.
3. Pensortiran
komoditas produk yang dilakukan antara pasar tradisional dan supermarket sangat
berbeda. Dapat ditemui pada pasar tradisional, pembeli harus memilih lagi komoditas
produk yang ingin dibeli tersedia karena kebanyakan masih tercampur atau tidak
dalam bentuk kemasan. Sedangkan pada supermarket pembeli telah disediakan produk
dengan persotiran yang sesuai dan tidak perlu memilih lagi.
4. Harga bawang
putih dan kedelai yang ditawarkan antara pasar tradisional dan supermarket
mempunyai perbedaan yang signifikan. Harga keduanya di pasar tradisonal murah karena
memang pada pasar tradisional tidak melakukan pengemasan serta kualitas yang
kurang tinggi. Sedangkan di supermarket menyediakan kualitas yang tinggi dengan
harga yang tinggi pula.
5. Dari
segi tampilan, bawang putih dan kedelai di supermarket lebih menarik karena bawang
putih dibungkus dengan jaring-jaring dan terdapat label. Begitu juga dengan
kedelai, kedelai dikemas dengan plastik bening dengan berbagai macam ukuran
kemasan. Sedangkan pada pasar tradisional tanpa dibungkus hanya diletakkan pada
wadah atau masih didalam karung, jika ada yang membeli barulah komoditas
tersebut dibungkus menggunakan pelastik biasa.
c.
Kondisi
untuk masuk pasar (barriers to entry)
1.
Pasar
tradisional
Hambatan pemasaran di pasar
tradisional sangatlah beragam mulai dari rantai pemasaran yang terlalu
banyak/panjang sehingga di dalamnya terdapat banyak pelaku pasar yang
berpengaruh terhadap penyusutan harga mulai dari petani sampai pedagang
pengecer. Karakteristik produk pertanian yang mudah rusak dan memakan tempat
menjadi permasalahn utama di pasar tradisional karena kondisi tempat yang panas
sehingga mempercepat proses respirasi yang menyebabkan mudah busuk.
2.
Pasar
Modern (Supermarket)
Sebenarnya kami tidak
mendapatkan informasi yang pasti pada saat survey di pasa modern, karena kami
hanya dapat sedikit bertanya kepada petugas yang biasa merapihkan produk produk
yang akan dijual, dan beliau pun menjawab berdasarkan apa yang ia ketahui saja
dan belum pasti kebenarannya. Berdasarkan hasil survey kami, komoditas yang
dijualdi suprmarket di suplay dari kelompok tani langsung atau dari perusahaan
yang sudah menjalin kerjasama dengan pihak supermarket. Kebanyakan bawang putih
dan kedelai yang masuk di supermarket telah mengalami pengemasan. Terkadang
pengemasan juga dilakukan sendiri oleh pihak supermarket, apabila tidak dikemas
sebelumnya, komoditas yang masuk telah disortir sesuai dengan kebutuhan yang
diminta oleh pihak supermarket.
d.
Tingkat
pengetahuan pasar
1.
Pasar Tradisional
Bawang putih dan kedelaiyang
di jual di pasar tradisional memang tidak terjamin bahwa itu bebas dari bahan-bahan
pestisida berbahaya. Para penjual juga tidak akan memberi tahu kepada para
pembeli apakah komoditas yang dijual itu bebas dari bahan kimia berbahaya atau
tidak. Kebanyakan para pembeli tidak pernah memperdulikan hal tersebut. Mereka
hanya puas dengan harga yang ditawarkan murah. Para pedagang di pasar
tradisional mendapatkan informasi dari para pedagang lainnya yang saling
bertukar informasi ataupun dari para tengkulak saat ada kenaikan atau penurunan
harga komoditas sayuran.
2.
Pasar
Modern (Supermarket)
Para pembeli yang memilih
supermarket untuk berbelanja bawang putih dan kedelai pasti tahu bahwa kualitas
yang disediakan memang bagus. Para pembeli yang sadar akan kesehatan sayuran
atau buah-buahan yang dimakan pasti akan lebih memilih berbelanja di
supermarket. Dengan kebersihan yang terjaga.Untuk pengetahuan harga Quality
control mengatakan bahwa mereka mengetahui kenaikan atau penurunan komoditas
sayuran langsung dari para petani atau perusahaan sayuran yang bekerja sama
maupun mengetahui informasi dari media sosial,internet koran ataupun berita.
3.2.4
Menghitung Market share, Indeks Herfindahl,
Concentration for Biggest 4, Indeks Rosenbluth, dan Indeks (Koefisien) Gini
a.
Data
hasil tingkat volume pembelian
1.
Pasar Tradisional
·Bawang Putih
Nama Pedagang
|
Harga per Kg (Rp)
|
Volume Pembelian per Minggu
(Kg)
|
Saluran Pemasaran
|
Pedagang
1
|
13.000
|
25
|
Tengkulak
– Distributor Malang
|
Pedagang
2
|
11.500
|
40
|
Kulakan
– Pasar Gadang
|
Pedagang
3
|
12.000
|
40
|
Kulakan
– Pasar Gadang
|
Pedagang
4
|
12.000
|
20
|
Kulakan
– Toko besar
|
Pedagang
5
|
15.000
|
30
|
Penimbun
di Batu
|
Pedagang
6
|
12.000
|
35
|
Kulakan
– pasar Comboran
|
Pedagang
7
|
14.000
|
30
|
Kulakan
– Pasar Gadang
|
·
Kedelai
Nama Pedagang
|
Harga per Kg (Rp)
|
Volume Pembelian per Minggu
(Kg)
|
Saluran Pemasaran
|
Pedagang
1
|
11.000
|
4
|
Tengkulak
– Distributor Malang
|
Pedagang
2
|
10.000
|
6
|
Kulakan
– Pasar Gadang
|
Pedagang
3
|
10.500
|
7
|
Kulakan
– Toko
|
Pedagang
4
|
11.500
|
5
|
Kulakan
– Toko besar
|
Pedagang
5
|
9.500
|
10
|
Kulakan
– Pasar Gadang
|
Pedagang
6
|
9.000
|
9
|
Kulakan
– Toko Besar
|
Pedagang
7
|
10.500
|
4
|
Kulakan
– Pasar Gadang
|
2.
Pasar
Modern (Supermarket)
·Bawang Putih
Berdasarkan hasil survey kami, harga bawang
putih pada pasar modern adalah Rp.16.900,00 per kilogram, namun bawang putih
pada pasar modern dapat juga dibeli per seratus gram, dengan harga Rp.1.190,00.
Karena kami tidak dapat melakukan wawancara, kami tidak dapat mengetahui berapa
volume pembelian komoditas bawang putih per minggunya. Tetapi setelah kami melakukan
survey yang kedua seminggu setelah survey yang pertama, kami dapat
memperkirakan bahwa volume pembelian bawang putih per minggu sekitar satu
keranjang dimana dalam satu keranjang terdapat 20 kemasan bawang putih dengan
berat masing-masing kemasan 1 kg.Jadi, volume pembelian bawang putih pada pasar
modern kami perkirakan sekitar 20 kg per minggu.
·
Kedelai
Berdasarkan hasil survey kami, harga
kedelai pada pasar modern adalah Rp.15.700,00 per kilogram. Karena kami tidak
dapat melakukan wawancara, kami tidak dapat mengetahui berapa volume pembelian
komoditas kedelai per minggunya. Tetapi setelah kami melakukan survey yang
kedua seminggu setelah survey yang pertama, kami dapat memperkirakan bahwa
volume pembelian kedelai per minggu sekitar 4-6 kg.
b.
Perhitungan
Market share, Indeks Herfindahl, Concentration for Biggest 4, Indeks Rosenbluth,
dan Indeks (Koefisien) Gini
·
Bawang
Putih
No.
|
Pedagang
Pasar Mergan
|
Volume
Pembelian Bawang Putih (kg)
|
1
|
1
|
40
|
2
|
2
|
40
|
3
|
3
|
35
|
4
|
4
|
30
|
5
|
5
|
30
|
6
|
6
|
25
|
7
|
7
|
20
|
Total
|
7
|
220
|
Perhitungan Market
share, Indeks Herfindahl, dan Concentration for Biggest 4
Market Share
|
Indeks Herfindhl
|
Concentration for
Biggest 4
|
||||
Konsentrasi Rasio
|
Nilai Market Share
(%)
|
Konsentrasi Kumulatif
dari Market Share (%)
|
(Kr1)2
+ (Kr2)2 + .... + (Krn)2
|
IH
|
|
CR4
|
0.1818
|
18.18
|
18.18
|
(0.1818)2
|
0.1496
|
|
|
0.1818
|
18.18
|
36.36
|
(0.1818)2
|
|||
0.1591
|
15.91
|
52.27
|
(0.1591)2
|
|
|
|
0.1363
|
13.63
|
65.90
|
(0.1363)2
|
|
65.90%
|
|
0.1363
|
13.63
|
79.53
|
(0.1363)2
|
|
|
|
0.1136
|
11.36
|
90.89
|
(0.1136)2
|
|
|
|
0.0909
|
9.09
|
99.89
|
(0.0909)2
|
|
|
|
0,9998
|
99.98
|
|
|
|
|
|
Perhitungan Indeks Rosenbluth
R =
=
=
=
= 0,001395284
Perhitungan
Indeks Gini
Kelas
|
Jumlah
Pedagang
|
Jumlah
Volume Pembelian
|
≤ 30
|
4
|
105
|
31 - 60
|
3
|
115
|
Total
|
7
|
220
|
Pedagang
|
|
Volume
Pembelian
|
|
%
Absolut
|
%
Kumulatif
|
%
Absolut
|
%
Kumulatif
|
57,14
|
57,14
|
47,73
|
47,73
|
42,86
|
100
|
52,27
|
100
|
Koefisien Gini Interval 1 dan 2
=
=
=
= 0,0941
a.
Kedelai
No.
|
Pedagang
Pasar Mergan
|
Volume
Pembelian Kedelai (kg)
|
1
|
1
|
10
|
2
|
2
|
9
|
3
|
3
|
7
|
4
|
4
|
6
|
5
|
5
|
5
|
6
|
6
|
4
|
7
|
7
|
4
|
Total
|
7
|
45
|
Perhitungan
Market share, Indeks Herfindahl, dan Concentration for Biggest 4
Market Share
|
Indeks Herfindhl
|
Concentration for
Biggest 4
|
||||
Konsentrasi Rasio
|
Nilai Market Share
(%)
|
Konsentrasi Kumulatif
dari Market Share (%)
|
(Kr1)2
+ (Kr2)2 + .... + (Krn)2
|
IH
|
|
CR4
|
0.2222
|
22.22
|
22.22
|
(0.2222)2
|
0.1512
|
|
|
0.2000
|
20.00
|
42.22
|
(0.2000)2
|
|||
0.1555
|
15.55
|
57.77
|
(0.1555)2
|
|
|
|
0.1333
|
13.33
|
71.10
|
(0.1333)2
|
|
71.10%
|
|
0.1111
|
11.11
|
82.21
|
(0.1111)2
|
|
|
|
0.0888
|
8.88
|
91.09
|
(0.0888)2
|
|
|
|
0.0888
|
8.88
|
99.97
|
(0.0888)2
|
|
|
|
0.9997
|
99.97
|
|
|
|
|
|
Perhitungan Indeks Rosenbluth
R =
=
=
=
= 0,001502946
Perhitungan Indeks
Gini
Perhitungan
Indeks Gini
Kelas
|
Jumlah
Pedagang
|
Jumlah
Volume Pembelian
|
≤ 6
|
4
|
19
|
7 - 10
|
3
|
26
|
Total
|
7
|
45
|
Pedagang
|
|
Volume
Pembelian
|
|
%
Absolut
|
%
Kumulatif
|
%
Absolut
|
%
Kumulatif
|
57,14
|
57,14
|
42,22
|
42,22
|
42,86
|
100
|
57,78
|
100
|
Koefisien Gini Interval 1 dan 2
=
=
=
= 0,1492
3.3 Struktur Pasar
Berdasarkan perhitungan dengan 4 alat
analisis diatas, dapat diketahui struktur pasar yang tebentuk di pasar Mergan
sebagai berikut :
a.
Bawang Putih
Indeks
Herfindahl :
Oligopoli
Concentration
for Biggest 4 :
Oligopoli
Indeks
Rosenbluth :
Pasar Persaingan Sempurna
Indeks
(Koefisien) Gini : Pasar Persaingan
Sempurna
b.
Kedelai
Indeks
Herfindahl :
Oligopoli
Concentration
for Biggest 4 : Oligopoli
Indeks
Rosenbluth :
Pasar Persaingan Sempurna
Indeks
(Koefisien) Gini : Pasar Persaingan
Sempurna
BAB 1V
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Pasar
yang merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli sehingga terjadinya suatu
permintaan dan penawaran memiliki peranan penting bagi konsumen yang
membutuhkan produk maupun jasa. Struktur pasar sendiri bermacam-macam
tergantung dengan jumlah pembeli dan penjual, jenis barang yang ditawarkan dan
akses masuknya. Selain itu struktur pasar dapat ditentukan denagn perhitungan
matematis dengan Indeks Gini, Indeks Rosnbluth, CR4, dan Indeks Herfindahl yng
hasil dari perhitungannya dimasukkan kedlam kategori-kategori struktur
pasarnya.
Pasar tradisonal mergan
memiliki produk-produk yang sangat
beragam dan harga yang dijual sangat
terjangkau sehingga sampai saat ini
masih sebagai pilihan
masyarakat menengah kebawah sebagai tempat untuk jual
beli bahan pokok, tapi
disisi lain ada kekurangnya dari segi produk yang
tidak
dikemas karean hal itu
mempengaruhi harga produk yang dijual.
4.2 Saran
Peran
pasar tradisional sampai
saat ini masih
penting karena juga sebagi
tempat berputarnya roda
ekonomi, saat ini ada beberapa
pasar tradisional yang masih kurang memperhatikan
produk-produk yang dijual
seperti pengemasan karena hal itu
akan menambah nilai
jual produk, hal ini
harus disosialisasikan agar para penjual di pasar tradisonal
lebih baikl agi
dan tidak kalah
saing dengan pasar
modern.
DAFTAR PUSTAKA
Hitt, M. A. Ireland, R. D. and Hoskisson, R. E. (2001). Manajemen
Strategi (Daya Saing dan Globalisasi), Terjemahan, Edisi Pertama, Jakarta:
Salemba Empat.
Priyanto, Bambang. 2005. AnalisisStruktur,
Perilaku, dan Penampilan Pasar pada Pemasaran Tembakau Voor-Oogst. Tesis Program Pasca
Sarjana Universitas
Brawijaya. Malang.
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro
Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi
Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.